Membangun Komunitas Pemilih yang Cerdas - Berkaitan dengan proses penyelenggaraan Pemilu sebagai suatu perwujudan kedaulatan rakyat, media massa baik cetak dan elektronik (audio audiovisual, dan film) mesti mengambil peranan yang signifikan guna membangun komunitas pemilih yang cerdas menyampaikan pelbagai informasi mengenai proses penyelenggaraan Pemilu sebagai perwujudan kedaulatan rakyat.
Peran mana tidak hanya mengenai ‘hingar bingar’ suasana kampanye, glamournya iklan para kandidat dan lain sebagainya melainkan lebih kepada peran membangun komunitas pemilih yang cerdas membangun suatu komunitas pemilih yang sadar akan hak-hak dan kewajibannya sebagai warganegara.
Untuk membangun komunitas dayak pemilih yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dengan semakin meningkatnya partisipasi politik, inisiatif, kemandirian dan kedewasaan komunitas pemilih sehingga akan terbangun karakter bangsa yang memelihara persatuan dan kesatuan, urgen diselenggarakan pendidikan politik melalui peran aktif media massa sebagai pilar ke-empat kehidupan demokrasi membangun komunitas pemilih yang cerdas.
Pendidikan politik yang diselenggarakan oleh media massa sudah barang tentu berbeda dengan pengertian pendidikan formal seperti yang kita kenal selama dengan jenjang atau strata formal mulai dari tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, sarjana strata satu, pasca sarjana, dan program doktoral., pendidikan yang dimaksud lebih bersifat memberikan pencerahan kepada komunitas rakyat (pemilih) agar dapat dengan cerdas mempergunakan hak-hak dan kewajibannya membangun komunitas pemilih yang cerdas sebagai bagian dari rakyat yang berdaulat, sehingga Pemilihan Umum yang merupakan bagian dari proses politik tidak hanya sekedar suatu ‘pagelaran’ lima tahunan belaka yang tidak memiliki muatan membangun komunitas pemilih yang cerdas kualitas akan arti penting makna ‘kemerdekaan’ bagi setiap warganegara yang telah memiliki hak untuk memilih dan dipilih atau sebaliknya hak untuk dipilih dan memilih.
Pendidikan politik dalam konteks Pemilihan Umum yang diselenggarakan media massa khususnya dalam hal ini media elektronik (audio, audiovisual, dan film) mau tidak mau jika ingin berhasil maka terlebih dahulu harus disadari oleh para praktisi media massa itu sendiri apa saja kelemahan dan kelebihan media massa masing-masing sehingga dapat diketahui format apa yang akan dipakai nantinya dalam upaya memberikan pencerahan kepada pemilih.
Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantara sesama media penyiaran (elektronik) misalnya antara radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat. Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti suratkabar dan majalah. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi televisi dan radio hanya dapat membangun komunitas pemilih yang cerdas dilihat sekilas dan tidak dapat diulang meskipun dalam faktanya banyak stasiun televisi maupun radio yang menyiarkan informasi yang sama secara berulang-ulang.