Bisnis Jual Beli Kekayaan Hasil Hutan - Selain pendekatan kemanusiaan dalam konteks penegakan hukum yang tegas dan pasti diatas, perlu pula diatur secara tegas dan pasti mengenai jaminan adanya insentif bagi pihak-pihak yang berjasa dalam penyelamatan bisnis jual beli kekayaan hasil hutan kekayaan negara berupa hasil hutan dan barang lainnya baik berupa temuan, sitaan, dan atau rampasan dari hasil kejahatan atau pelanggaran dibidang kehutanan, serta jaminan yang sama juga bagi para pihak yang berjasa dalam pelestarian kawasan hutan.
Menatap Lagi Sang Rembulan
Menatap Lagi Sang Rembulan - Clara tersenyum ceria, menatap lagi sang rembulan terakhir kalinya malam itu sebelum menutup jendela kamarnya dan berbaring diperaduannya menunggu terbitnya mentari pagi.
Tak lama berselang, Clara pun tertidur dengan senyum merekah di seraut bibirnya yang merah delima. Keriangan hatinya membias menatap lagi sang rembulan pada garis-garis wajahnya yang halus berseri.
Sebuah rumah sederhana berdiri kokoh, banjarmasin ketika musim kering bersisian dengan kebun bunga dan tanaman apotik hidup yang tumbuh subur. Dibelakang rumah itu tampak puncak-puncak bukit menjulang dikejauhan, satu pemandangan yang indah menatap lagi sang rembulan dan tak terlupakan.
Posted on 25.6.11
Banjarmasin ketika musim kering
Banjarmasin ketika musim kering - Malam yang selalu hitam, langit kehilangan cahaya bahkan sejauh mata memandang hanya kabul tebal yang terbentang. Barangkali Tuhan sudah murka dengan segala peristiwa angkara yang mengatasnamakan cinta kasih, dan perjualbelian ayat-ayatNya dengan harga murah oleh manusia yang tak bertanggungjawab dan tak tahu berterima kasih.
Posted on 24.6.11
Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni
Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni - Semua guru bangga padanya, semua menyayanginya. Bukan saja ia cantik atau karena kecerdasannya, tapi kesayangan gurunya itu lebih-lebih dikarenakan Seruni rendah hati dan tutur katanya yang lembut serta supelnya dalam pergaulan Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni.
Senin itu tidak seperti biasanya. Halaman SMA Pandaran tampak dipenuhi bermacam-macam jenis bibit pohon. Seruni sendiri agak heran mengamati suasana yang lain dari biasanya itu. Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni Otomatis karena halaman dipenuhi bibit-bibit pohon, upacara Senin pagi mustahil dilaksanakan.
Di antara dewan guru, Seruni melihat wajah-wajah baru yang belum dikenalnya. Ada empat orang putra dan enam orang putri yang samar-samar dari jaket mereka Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni, Seruni sempat membaca tulisan MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam) yang berarti sepuluh orang itu adalah mahasiswa pencinta alam, kesimpulan Seruni diam-diam.
“Runi…,siapa mereka?”, bukan hanya Seruni yang sempat memperhatikan rombongan kecil itu. Mery juga tengah memperhatikan mereka dan barusan bertanya tak mengerti.
“Entahlah…,Mer…aku juga tidak tahu persis, tapi samar-samar kulihat tulisan MAPALA dijaket yang mereka kenakan !” jawab Seruni sambil kembali memperhatikan rombongan itu Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni.
“Ada apa mereka kesini ya Runi?”, Mery bertanya ingin tahu
“Aah, maafkan Mer,aku juga tidak tahu, karena belum diberitahu pak Kepsek.” “Sudahlah Mer, lebih baik kita ke kelas saja dulu Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni, siapa tahu nanti juga diumumkan pak Kepsek,”ucap Seruni sambil mengamit tangan sahabatnya.
Tepat sekali sperti yang dikatakan Seruni. Tidak berapa lama kemudian terdengar himbauan dari pengeras suara agar semua pelajar segera berkumpul di halaman. Serentak pelajar memenuhi halaman dan saling berlomba untuk memuaskan rasa ingin tahunya masing-masing. Seruni yang berada paling depan dilambai oleh pak Kepsek agar mendekat kedepan.
Seruni melangkah menghampiri pak Kepsek, dari ekor matanya ia sempat mencuri pandang. Ada berpasang-pasang mata menatapnya. Ia jengah, tanpa disadarinya ada rona merah menjalari seraut wajah lembut itu, yang membuat mata para mahasiswa itu diam-diam mengerling penuh goda.
“Anak-anakku……,” Kepsek mulai membuka suara. “Hari ini kita patut berbahagia dan berbangga hati, karena kita telah kedatangan tamu-tamu.”Beliau berhenti sejenak untuk mengatur nafas. ”Tamu-tamu yang berada diantara kita ini, adalah kakak-kakak kalian para mahasiswa pencinta alam dari Universitas Indonesia, yang datang secara khusus dengan misi untuk mengadakan penghijauan di daerah kita yang sudah menghijau ini….,” gurau kepsek tersenyum Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni.
“Ini merupakan satu kehormatan besar bagi kita, karena kita diberi kepercayaan untuk mendampingi.., memang tidak semuanya dari kalian, Skripsi Hal Sulit Bagi Seruni hanya beberapa orang saja yang akan mendampingi mereka. Selanjutnya kepada ketua OSIS bapak mengharapkan agar segera membentuk kelompok unit kerja guna membantu terlaksananya kegiatan ini”….dak kepada para tamu-tamu kita, baiklah saya perkenalkan siswa kebanggaan dan kesayangan kami, kecintaan seluruh warga kota kecil ini : …..Seruni…..! kesinilah nak!”, pak kepsek melambai Seruni yang melangkah jengah menahan malu. Sesungguhnya Seruni merasa rikuh menerima perlakuan yang sangat tidak pernah diimpikannya itu. Apalagi ketika dilihatnya kelompok mahasiswa, yang putranya tentunya tersenyum-senyum menggoda.
Posted on 23.6.11
Menembus Udara Dingin Belantara
kecipak air riang menari
tangan si jelita mesra bermain kecapi,
Menggenggam angin gunung, disapukannya
Wajah bening perawan, membasuh sisa-sisa
Kesombongan yang akan datang
Burung-burung tersenyum rawan,
Bunga rimba bermekaran bahagia,
O, Tuhan ! (perawan menunduk dalam-dalam)
Menyusun bait-bait doa berkepanjangan.”
Allahu Akbar…….Allahu Akbar!
Allahu Akbar…….Allahu Akbar!
tangan si jelita mesra bermain kecapi,
Menggenggam angin gunung, disapukannya
Wajah bening perawan, membasuh sisa-sisa
Kesombongan yang akan datang
Burung-burung tersenyum rawan,
Bunga rimba bermekaran bahagia,
O, Tuhan ! (perawan menunduk dalam-dalam)
Menyusun bait-bait doa berkepanjangan.”
Allahu Akbar…….Allahu Akbar!
Allahu Akbar…….Allahu Akbar!
……..Azan subuh terdengar sayup-sayup sampai. Menembus udara dingin belantara. Mengajak dengan rayuan mesra jiwa-jiwa yang pasrah agar sudi merendah, bersujud barang sedetik pada Sang Pemilik Segala Cinta : Tuhan.
Seruni terbangun dari mimpi-mimpinya. Sepotong senyum bening mengembang dan semakin menambah cantik raut wajahnya, bahkan ketika bibirnya yang memerah delima dengan sepenuh mesra melahirkan sebaris doa kepada Tuhan SWT atas segala kasih sayang-Nya yang Maha Luas Menembus udara dingin belantara.
Azan masih merdu mendayu. Seruni bergegas turun dari pembaringannya, betisnya yang indah melangkah lembut…..hati-hati menapak diatas permadani Parsi, cinderamata dari papanya ketika menunaikan ibadah haji menembus udara dingin belantara setahun yang lalu.
Assalamualaikum…., salamnya sambil mengetuk pintu kamar papa-mamanya. Sesaat ia menunggu. Pintu kamarpun terbuka diiringi ucapan salam, “Wassalamualaikum Warahmatullah….”. Wajah papa-mamanya berseri-seri menyunggingkan senyum penuh kasih. Seruni mencium papa-mamanya yang dibalas pula peluk mesra sepasang suami istri itu.
Subuh yang sejuk selalu membawa kebahagian dalam keluarga ini. Ucapan-ucapan salam, ungkapan kasih sayang senantiasa mewarnai hari-hari mereka. Mereka berjamaah subuh, menembus udara dingin belantara menembangkan doa syukur suci kepada sang Khalik. Keluarga yang diberkahi nikmat dan penuh terima kasih.
Jalan setapak yang melingkari pegunungan meratus sejak pagi-pagi sekali sudah tampak ramai dengan para petani yang membawa cangkul dan alat tani lainnya menembus udara dingin belantara. Ibu-ibu yang akan ke pasar dan anak-anak kecil yang bergerombolan, tengah damai bermain-main, berlari kesana kemari.
Seruni juga terlihat di antara orang-orang yang berlalu lalang. Bersama-sama dengan pelajar SMA lainnya ia sesekali menyapa ataupun membalas sapaan orang-orang. Di kota kecil Pandaran ini apabila satu dengan yang lainnya terlihat akrab dan saling mengenal.
Di belakang rombongan Seruni, menyusul pelajar-pelajar putra yang sengaja mendahulukan pelajar-pelajar putri di depannya. Sepertinya hal yang demikian sudah menjadi kebiasaan yang tak tertulis di kota kecil tersebut.
SMA Negeri I Pandaran, gapuranya tampak berdiri dengan megah. SMA ini merupakan kebanggaan warga kota kecil ini. Bukan saja karena SMA satu-satunya di Pandaran juga karena para pelajar SMA tersebut umumnya pandai dan kerapkali terpilih sebagai pelajar teladan baik tingkat daerah maupun nasional.
Seruni tercatat di kelas III A-2.1. Disamping itu ia tercatat seagai siswa berprestasi. Beberapa penghargaan telah diperolehnya seperti pemenang I dalam lomba penelitian penulisan ilmiah menembus udara dingin belantara yang diselenggarakan LIPI. Seruni juga ketua OSIS di SMA ini.
Posted on 12.6.11