Menembus Udara Dingin Belantara

kecipak air riang menari
tangan si jelita mesra bermain kecapi,
Menggenggam angin gunung, disapukannya
Wajah bening perawan, membasuh sisa-sisa
Kesombongan yang akan datang
Burung-burung tersenyum rawan,
Bunga rimba bermekaran bahagia,
O, Tuhan ! (perawan menunduk dalam-dalam)
Menyusun bait-bait doa berkepanjangan.”

Allahu Akbar…….Allahu Akbar!
Allahu Akbar…….Allahu Akbar!
……..Azan subuh terdengar sayup-sayup sampai. Menembus udara dingin belantara. Mengajak dengan rayuan mesra jiwa-jiwa yang pasrah agar sudi merendah, bersujud barang sedetik pada Sang Pemilik Segala Cinta : Tuhan.

Seruni terbangun dari mimpi-mimpinya. Sepotong senyum bening mengembang dan semakin menambah cantik raut wajahnya, bahkan ketika bibirnya yang memerah delima dengan sepenuh mesra melahirkan sebaris doa kepada Tuhan SWT atas segala kasih sayang-Nya yang Maha Luas Menembus udara dingin belantara.

Azan masih merdu mendayu. Seruni bergegas turun dari pembaringannya, betisnya yang indah melangkah lembut…..hati-hati menapak diatas permadani Parsi, cinderamata dari papanya ketika menunaikan ibadah haji menembus udara dingin belantara setahun yang lalu.

Assalamualaikum…., salamnya sambil mengetuk pintu kamar papa-mamanya. Sesaat ia menunggu. Pintu kamarpun terbuka diiringi ucapan salam, “Wassalamualaikum Warahmatullah….”. Wajah papa-mamanya berseri-seri menyunggingkan senyum penuh kasih. Seruni mencium papa-mamanya yang dibalas pula peluk mesra sepasang suami istri itu.

Subuh yang sejuk selalu membawa kebahagian dalam keluarga ini. Ucapan-ucapan salam, ungkapan kasih sayang senantiasa mewarnai hari-hari mereka. Mereka berjamaah subuh, menembus udara dingin belantara menembangkan doa syukur suci kepada sang Khalik. Keluarga yang diberkahi nikmat dan penuh terima kasih.

Jalan setapak yang melingkari pegunungan meratus sejak pagi-pagi sekali sudah tampak ramai dengan para petani yang membawa cangkul dan alat tani lainnya menembus udara dingin belantara. Ibu-ibu yang akan ke pasar dan anak-anak kecil yang bergerombolan, tengah damai bermain-main, berlari kesana kemari.

Seruni juga terlihat di antara orang-orang yang berlalu lalang. Bersama-sama dengan pelajar SMA lainnya ia sesekali menyapa ataupun membalas sapaan orang-orang. Di kota kecil Pandaran ini apabila satu dengan yang lainnya terlihat akrab dan saling mengenal.

Di belakang rombongan Seruni, menyusul pelajar-pelajar putra yang sengaja mendahulukan pelajar-pelajar putri di depannya. Sepertinya hal yang demikian sudah menjadi kebiasaan yang tak tertulis di kota kecil tersebut.

SMA Negeri I Pandaran, gapuranya tampak berdiri dengan megah. SMA ini merupakan kebanggaan warga kota kecil ini. Bukan saja karena SMA satu-satunya di Pandaran juga karena para pelajar SMA tersebut umumnya pandai dan kerapkali terpilih sebagai pelajar teladan baik tingkat daerah maupun nasional.

Seruni tercatat di kelas III A-2.1. Disamping itu ia tercatat seagai siswa berprestasi. Beberapa penghargaan telah diperolehnya seperti pemenang I dalam lomba penelitian penulisan ilmiah menembus udara dingin belantara yang diselenggarakan LIPI. Seruni juga ketua OSIS di SMA ini.